Dahulu kala terdapat sebuah gampong yang terletak di kemukinan Kasik Putih yang diberi nama Gampong Cacang. Gampong itu sistem pemerintahannya menyerupai kerajaan karena dipimpin oleh seorang datuk atau raja yang bernama "Datuk Nupi" dan wakilnya bernama "si Cacang". Raja yang ke-2 adalah "Datuk Matta", yang ke-3 bernama "Panglima Polem", dan raja ke-5 bernama "Datuk Basa".
Konon nama gampong ini diambil dar nama sebuah pohon yang sangat besar yang disebut pohon Cacang. Untuk mengenang pohon tersebut, maka dibuatlah nama gampong itu engan sebutan Gampong Cacang. Pusat pemerintahan gamong Cacang berada di gampong Jirad (yang sekarang sudah termasuk dalam wilayah gampong Gadang Kecamatan Samadua).
Dahulu pada masa penjajahan Jepang, pemerintahan gampong Cacang dibagi menjadi Kucho atau Hulubalang dan Kumicho atau Keuchik. Pada masa tersebut yang menjadi Kucho adalah "Datuk Johan" dan yang menjadi Kumicho adalah "Syafie" dan wakilnya "Carak".
Mengenai cerita bukti sejarah gampong Cacang tidak dapat ditemukan lagi pada saat ini karena semua bukti sejarah tersebut sudah ikut terbakar dengan terbakarnya rumah gadang tempat tinggal raja - raja gampong Cacang pada zaman dahulu.
Setelah Keuchik "Syafie", pemerintahan gampong Cacang dipimpin oleh Keuchik "Carak". Dahulu banyak terdapat gampong - gampong kecil dengan dengan pemerintahan sendiri, diataranya gampong Pawoh (sekarang bernama Dusun Suka Damai). Adapun Keuchik yang menjadi pimpinan gampong Pawoh bernama "Abdurrahman" dengan wakilnya bernama "Nyakruddin". Masyarakat gampong Pawoh sering bertikai dan bersilang pendapat dengan pimpinannya. Oleh karena itu banyak penduduk ingin memisahkan diri dan keluar dari gampong Pawoh untuk selanjutnya bergabung dengan gampong lain.
Oleh karena gampong Cacang dan gampong Pawoh masih merupakan saudara karena penduduknya masih mempunyai hubungan keluarga, maka diambil kesimpulan untuk mengabungkan kedua gampong menjadi sebuah gampong dalam satu pimpinan. untuk itu maka diadakanlah pemilihan Keuchik yang diikuti oleh seluruh penduduk kedua gampong tersebut dengan calon Keuchik yang juga berasal dari kedua gampong. setelah pemilihan selesai, maka terpilihlah Keuchik "Kamaruddin" yang dipercaya dapat memimpin kedua gampong yang sudah bergabung tersebut. Sementara itu, untuk menghindari permasalahan dikemudian hari mengenai nama gampong maka pemerintahan gampong dan masyarakat sepakat untuk membuat nama gampong yang sudah bersatu tersebut dengan nama lain selain nama gampong Cacang dan gampong Pawoh.
Akhirnya mereka sepakat memberi nama gampong mereka degan nama "Gampong Baru", yang artinya baru dalam segala hal baik dalam pemerintahan dan lain sebagainya sehingga tidak satupun dari penduduk gampong Cacang dan gampong Pawoh merasa direndahkan karena nama gampong mereka tidak dipakai untuk nama gampong yang sudah bergabung tersebut. Mereka sudah bergabung dan bersatu dengan nama "Gampong Baru" yang telah mereka sepakati bersama.